Sebut je pasal kerbau or lembu waktu sekarang, pasti teringat pasal aidiladha.haha.
Sekarang tiada cerita pasal korban dah, tapi cerita tentang kerbau dan manusia.
Mari kita mulakan..
Once upon time (penuh dengan slang)..
Ehem3..sakit tekak pulak..
Al-kisah, bermula di sebuah kampung yang terpencil, di kala waktu senja semakin mengundang waktu Maghrib, seorang manusia sedang berdialog dengan seekor kerbau. "Wahai manusia, engkau dengan aku apa bezanya, engkau makan, akupun makan, engkau minum, akupun minum," kata kerbau dan tambahnya lagi, "engkau kahwin, akupun kahwin, engkau tidur di rumah, aku tidur dalam bangsal, dalam banyak keadaan kita adalah serupa." Si manusia tidak dapat mematahkan hujah sang kerbau untuk membuktikan bahawa dia lebih baik daripada kerbau, tiba2 azan berkumandang menanda telah masuk waktu Maghrib. Sang kerbau lalu bertanya, "Bunyi apa itu?" "Oh, itu bunyi azan menanda telah masuk waktu Maghrib, "
jawab si manusia. Tanya sang kerbau lagi sesudah habis azan, "Itu, manusia ramai2..hendak ke mana?" "Mereka hendak ke masjidbagi menunaikan solat fardhu Maghrib," jawab si manusia. "Engkau tidak pergi solat sama ke?" tanya sang kerbau lagi. Jawab si manusia, "Sudah lama dah aku tidak solat, " jawab si manusia tanpa segan silu. "Kalau demikian," kata kerbau, "maka sah lah! engkau dengan aku memang serupa!"
*tamat*
haha..lucu benar membaca kisah ini.
Setelah selesai membacanya,
cuba anda renungkan apa yang anda dapat simpulkan?
Nilai diri kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini.
Kita seolah2 sama taraf dengan kerbau jika tanpa beramal ibadah kepada Allah.
Ntah2 kerbau tu lebih baik dari kita!
Kerana kerbau masih dan sentiasa bertasbih kepada-Nya.
Nilai manusia tiada apa2 pun di sisi Allah Subhanahu wa Taala jika tanpa amal ibadah.
Manusia tidak ada alasan untuk tidak beribadah kepada Allah.
Imam Ibn Hajar al-Asqalani rahiimahullah, dalam Kitab al-Munabbihat menukilankan sebuah sabdaan Rasullullah yang bermaksud:
Sesungguhnya di Hari kiamat, Allah s.w.t. mengemuka empat orang untuk alasan bantahan atas empat orang lain iaitu :
terhadap kaum hartawan, Allah mengemukakan Nabi Sulaiman
terhadap hamba sahaya, Allah mengemukakan Nabi Yusuf
terhadap orang sakit, Allah mengemukakan Nabi Ayyub
dan terhadap orang2 yang melarat, Allah mengemukakan Nabi Isa.
Allah menyoal orang kaya tentang sebabnya dia meninggalkan ibadah, lalu dia menjawab, "kami sibuk dengan urusan harta dan kerajaan kami," maka Allah membantah, "Lebih besar mana berbanding kerajaan Sulaiman, dan lebih banyak mana dibanding dengan harta Sulaiman, namun dia tidak meninggalkan ibadah."
Terhadap hamba sahaya yang meninggalkan ibadah dengan alasan sibuk melayani majikan, Allah membantah : "Hamba-Ku Yusuf juga hamba yang melayani penguasa besar seluruh Mesir, namun dia tidak meninggalkan ibadah."
Terhadap orang sakit yang meninggalkan ibadah, Allah membantah: "Hamba-Ku Ayyub pun amat menderita dengan penyakit tapi dia tidak meninggalkan ibadah."
Terhadap orang yang melarat dan papa kedana pula yang meninggalkan ibadah, Allah membantah: "Hamba-Ku Isa adalah orang yang cukup melarat di dunia, dia tidak mempunyai rumah, harta mahupun isteri, namun dia tidak meninggalkan ibadah."
~1001 alasan~
Manusia selalu mencari alasan untuk terlepas dalam beribadah kepada Allah. Lantaran itu, diselitkan kisah ini untuk anda mematahkan hujah2 mereka yang tidak bernas itu.
Kita ini siapa?
Layakkah kita untuk hidup di muka bumi Allah?
Tanpa amal ibadah, tiada nilai pun kita ini di mata Allah.
Allah tak perlukan kita,
TAPI..
kita perlukan Allah
Renunglah wahai makhluk Allah yang bergelar manusia..
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah pada-Ku."
51:56
"Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Rabb seluruh alam."
6:162
~Wallahu'alam~
::Allah still love you::